Banten, Sigap88news.com – Beredar di media sosial video amatir keributan hingga terjadi bakuhantam tak seimbang, saat berlangsung pertandingan Bola Volley antar SMP pada kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten Lebak, Banten, di Gedung Olahraga (GOR) Ona Rangkasbitung, pada hari Jum’at ( 07/06/2024) lalu.
Dalam video tersebut terlihat jelas seorang remaja yang mengenakan kaos sambil duduk sedang memberi penjelasan kepada orang berkaos warna hitam tiba-tiba didatangi oknum yang mengenakan baju hijau dan langsung mendorongnya. Spontan orang yang berkaos hitam itu melerai dan memisahkan oknum tersebut dari tempat korban.
Namun tak disangka beberapa oknum yang lain malah serempak menyerang dan menghujamkan tinju ke arah muka dan badan korban disusul tendangan berbaju hijau tersebut, hingga menjadi bulan-bulanan. Belum diketahui alasan penyebab terjadinya insiden yang memalukan itu.
Peristiwa yang mencoreng dunia pendidikan tersebut sangat meresahkan sehingga tim atlit yang merasa terancam keluar meninggalkan arena yang tidak nyaman, untuk berkumpul sambil menjaga keamanan masing-masing.
“Di depan aku bapak nonjoknya… taaakuut…,” terdengar suara meringis dari atlit wanita dalam video, mengadu ke guru pendampingnya.
“Kumpul, kumpul, kumpul weuy, atlitnya suruh kumpul, bahaya, bahaya,” timpal suara seorang bapak-bapak masih dalam video itu untuk menghindari keributan.
Terjadi adanya insiden tersebut, membuat prihatin berbagai kalangan, oleh karena sejatinya, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN ) yang dilaksanakan dari jenjang SD/MI/Sederajat, SMP dan SMA, adalah sebuah ajang talenta di bidang olah raga yang diharapkan bisa melahirkan atlit berprestasi di berbagai cabang malah dicederai oleh perbuatan oknum yang tidak terpuji.
Dalam akun Instagram tyara_januar04 disebutkan, bahwa sebagai keluarga korban ia tidak terima adik dan mamahnya sudah jadi korban pengeroyokan yang dipicu oleh seseorang memakai baju hijau muda.
Menurut Tyara Maulida (35), kejadian tersebut bermula saat adiknya bernama Fikri (20) sedang menonton pertandingan Bola Voli antar SMP dan meminta penonton lain agar duduk dengan tertib di belakang. “Namun, tiba-tiba salah satu oknum berbaju hijau menyerang adik saya. Dan terjadilah keributan, yang menyebabkan mamah saya jatuh karena ketendang,” kata Tyara.
“Adik dan mamah sudah tiga hari ke Rangkas nonton keponakan mamah dari Bayah tanding voli di Rangkas,” tulis Tyara.
Kata Tyara, dari awal pertandingan penonton dari kubu salah satu SMPN sudah mulai melontarkan kata tak pantas kepada tim lawan yang berasal dari SMPN Bayah. Bicaranya kasar.
“Dan mamah saya sampe sekarang masih trauma kalau keinget kejadian itu lagi. Di badan mamah saya ada tanda biru bekas ketendang para pengeroyok. Kalau adik saya tidak ada yang luka, belum dirongsen takut luka di dalam doang, karena sekarang ngeluh kepalanya sakit akibat kena pukul oknum,” terang Tyara.
“Ngisinkeun pisan” (memalukan amat _red), komentar AS, pensiunan guru SMPN di Lebak.
“Teu mere conto” (tidak memberikan contoh, kata SW, guru SMPN di Wanasalam.
Sementara, Fatihan, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam PMII UNMA Malingping sangat menyayangkan terhadap siapapun yang berperilaku seperti itu terlebih sedang menggali prestasi siswa.
“Siapapun yang melakukan perbuatan arogan seperti itu sungguh sangat tidak pantas, apalagi jika dilakukan oleh seorang oknum guru sangat ironis dengan tugasnya mencetak karakter anak didik sebagai generasi penerus bangsa. Saya berharap terhadap oknum yang kehilangan kendali itu perlu dilakukan tracking maupun test psikologi dan diberikan sanksi tegas baik dari dinas tempat ia bekerja maupun oleh aparatur hukum, agar dunia pendidikan tidak menjadi rusak,” kata Fatih.
Hingga berita ini ditulis, awak media yang menghubungi Kadis Dindik Lebak, Hari Setiono, melalui pesan WattsApp, pada Senin (10/06/2024) belum mendapat jawaban sekalipun sudah dibaca.
Sementara, Kabid SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Ibnu, yang dihubungi ke kantor Dinas Pendidikan di hari yang sama, tidak ada di tempat. (AR_red)