Banten, Kabar Tegas – Belakangan, petani di sejumlah daerah mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, seperti terjadi di wilayah Kabupaten Lebak, Banten.
Para petani terancam mengalami kerugian lantaran tidak bisa membeli pupuk untuk kebutuhan produksi pertanian.
Di sisi lain, harga pupuk non subsidi mengalami pluktuatif naik dari harga tahun-tahun sebelumnya.
Untuk dapat membeli pupuk, petani harus memiliki kartu tani yang sudah didaftarkan oleh kelompok. Akan tetapi, meski sudah masuk anggota kelompok tani, tidak sedikit petani masih kesulitan mendapatkan pupuk.
Bahkan, para petani harus mendaftarkan diri sebagai anggota kelompok hanya untuk membeli pupuk yang jatahnya akan diberikan tahun berikutnya.
“Petani sangat kesulitan membeli pupuk, kalau begini caranya kami akan rugi apabila harus memaksakan membeli pupuk non subsidi karena harganya yang sangat mahal,” ucap seorang petani asal Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping, Lebak, Mahmudin, Senin (25/06/2024).
Mereka berharap agar pemerintah dapat membuat kebijakan baru untuk mempermudah petani membeli pupuk. Karena kelangkaan pupuk yang terjadi akhir-akhir ini sangat menyulitkan petani mengolah sawah pertaniannya.
Bahkan tidak jarang banyak petani di wilayah Lebak bagian selatan yang gagal panen akibat tanaman padinya tidak diberikan pupuk sesuai standar penggunaan.
“Saya sudah punya kartu tani pun masih susah membeli pupuk, susah jaman sekarang mah, mau nyawah aja ribet,” katanya.
Kelangkaan pupuk untuk kebutuhan pertanian tersebut memantik komentar aktivis sosial Lebak Selatan, Haes Rumbaka. Ia memandang, pertanian seharusnya menjadi sektor perhatian yang lebih diutamakan oleh pemerintah untuk menunjang kebangkitan ketahanan pangan nasional.
“Petani itu adalah salah satu garda paling utama untuk keberlangsungan hidup, karena notabene orang di kita kan makan beras, kenapa harus dipersulit ya,” ujar Haes. (AR)